Senin, 19 September 2011

PRODUK ORGANIK ASLI DAN ASPAL

Akhir akhir ini lagi gencar dan maraknya budidaya yg mengatasnamakan ORGANIK..(jadi inget ama demam ama Jemani, Gelombang Cinta, & Anthurium). Semua berbondong membeli, memborong bahkan membudidayakannya secara massal, akibatnya gampang ditebak, harga jual budidaya tersebut menurun atau bahkan terjun bebas. Yang semula harganya ratusan ribu hingga jutaan rupiah, kini hanya beberapa puluh ribu rupiah saja.

Kini hal serupa terjadi pada budidaya pertanian dan perkebunan yg diolah secara organik. Alhamdulillah ternyata tingkat kesadaran bangsa Indonesia sudah mulai paham akan kelestarian ekosistem lingkungan minimal di pekarangan rumah sendiri. Sampah rumah tangga sudah dipisahkan antara yg sampah mudah terurai dg sampah tdk bisa terurai oleh makhluk hidup lain. Dengan meningkatnya kesadaran pola hidup sehat bangsa Indonesia sekarang mulai marak produk konsumsi berlabel ORGANIK entah telah besertifikat atau pun belum.

Memang pangsa pasar produk Organik sangat menggiurkan bagi yg bisa menangkap peluang usaha ini, saking menggiurkanya banyak pelaku usaha yg memanfaatkan ke-tidak tahu-an konsumen tentang produk ORGANIK ini apalagi bila sudah diberi label SERTIFIKAT ORGANIK dari pihak yg bersangkutan.

Nah melalui blog ini Dwias ingin berbagi ilmu pada para pembaca berdasarkan pengalaman Dwias selama berjualan produk ORGANIK yg ASLI dan yang ASPAL bersertifikat. Ciri - ciri sepintas kasat mata emang tidak terlalu mencolok karena mata kita sangat mudah tertipu...ini trik - triknya:

Cara membedakannya secara kasat mata:
1. Tuk sayuran organik biasanya daunnya berwarna hijau segar tapi agak kekuningan (tidak hijau banget)kalau yg sayuran biasa(dg kimia buatan melebihi ambang batas) berwarna Hijau segar ranum(hijau banget sehingga menarik untuk dimakan). Tuk beras tidak bisa dilihat dengan mata telanjang tapi bisa dicium aroma berasnya apakah bau pestisida atau tidak (kalo pemakaian urea dan sejenisnya tdk bisa terdeteksi)

2. Biasanya produk organik gampang membusuk daripada produk yg dah tercampur pestisida.

3. Jaman sekarang SERTIFIKAT ORGANIK bisa dibeli asalkan punya DUIT...nah loohh...jangan kaget ya...hehehehe....

Cara membedakan secara alam:
1. Dulu binatang pemakan / pembusuk sangat dimusuhi tapi sekarang saatnya kita percaya & bersahabat dg mereka. Binatang pembusuk akan lebih mudah menyerang pada produk tanaman yg sedikit kadar pestisida & kimia buatan. Contoh: (karena Dwias bergerak di bidang Beras maka contohnya di beras yaa...)

Beras Organik ASLI dan Organik ASPAL di sandingkan / ditaruh ditempat yg sama (suhu udara, suhu ruang, tingkat kelembaban ruang misal panci tuk masak), kemudian beras ditaruh di panci tersebut dg takaran yg sama. Tunggu sambil beberapa hari sambil diamati dg seksama beras manakah yang paling cepat diserang kutu...nah yang beras ORGANIK ASLI biasanya kurang dari 1 minggu sudah diserang kutu. Nah tentang beras ORGANIK yg sdh di klaim bersertifikat juga perlu diuji secara alam (soalnya manusia kan suka ama uang, kalo kutu kan suka ama beras)...

"maaf bukan bermaksud menjelekkan/mendiskreditkan/mencemooh produk orang lain"

Dari pengalaman itulah Dwias pengen berbagi pengalaman dengan semua orang atas kejadian buruk yg menimpa Dwias tapi alhamdulillah Dwias masih bisa mengambil hikmah dari kasus Produk Organik dan berbagi tuk semua. Kasus itu tidak menyurutkan cita cita Dwias tuk menggeluti produk organik khususnya beras (apalagi dihandel dan dipantau sendiri).

Dwias tetap bertekad tuk HANYA menjual produk produk organik dan semiorganik berupa BERAS HITAM.