Beras hitam adalah tren baru di dunia
barat. Sungguh ironis bahwa di Amerika beras hitam terkenal dengan
“Indonesian Black Rice”, tetapi di Indonesia sendiri justru masih kurang
populer, dan bahkan cenderung ditinggalkan dan penduduknya lebih senang
makan beras putih. Padahal sebelum kedatangan belanda masyrakat kita
mengkonsumsi beras berwarna baik merah atau coklat dan hitam, beras
putih adalah kebiasaan orang belanda dengan tujuan agar pribumi lebih
menghormati beras putih. Artikel, pemberitaan dan penelitian mengenai
beras hitam di Indonesia masih sangat minim. Kami telah mengusahakan
penelitian mengenai khasiat dan kandungan aktif beras hitam, yang
memerlukan waktu cukup panjang dan belum dapat kami sajikan.
Sebagai bukti, kami baru dapat menyajikan testimoni dari konsumen kami, sebagai berikut:
“Saya kembali ke Perancis untuk menjalani kemoterapi. Saya menderita leukemia. Tetapi sebenarnya saya sangat enggan. Saya kira tidak ada orang yang suka di kemo. Sangat menyakitkan. Beruntung, seorang teman menghadiahi beras hitam sebelum saya kembali. Saya kira tidak ada salahnya mencoba. Setelah 2 bulan rutin minum beras hitam, saya baru cek ke dokter. Ternyata sudah tidak ada lagi sel kankernya. Terimakasih beras hitam.” (Jean Chaland, Perancis)
“Saya terpukul ketika terkena stroke
beberapa tahun lalu. Beruntung hanya stroke ringan. Namun operasi
by-pass jantung koroner yang menyakitkan tetap harus saya jalani untuk
mencegah serangan jantung susulan. Seorang teman memberi saya beras
hitam dan saya coba konsumsi rutin. Ternyata hanya 2 bulan dan saya
kembali pulih. Saya benar-benar terharu dan saya merasa sangat perlu
untuk menyebarkan beras ajaib ini seluas-luasnya. Saya banting setir
dari pegawai menjadi petani beras hitam, meski umur saya sudah tidak
bisa dibilang muda.” (Puji, Kepanjen, Malang, Ketua Kelompok Petani
Beras Hitam)
“Sangat mengganggu jika nyeri haid
sudah datang. Kegiatan seharian bisa gagal semua. Kesibukan juga sering
membuat saya tidak sempat sarapan. Akibatnya ketika malam hari sering
nyeri maag. Namun kini sudah saya ucapkan selamat tinggal kepada mereka.
Tidak sempat sarapan? Saya seduh saja Wedang Beras Hitam. Cukup
memberikan energi bagi saya. Plus kesehatan!” (Irna, Kebayoran)
“Mata saya berkantung dan muka sembab
akibat bertahun-tahun tidak bisa tidur nyenyak. Tiap malam saya
batuk-batuk berat, bahkan sampai keluar darah. Begitu terus sampai pagi
datang. Aktivitas pun terganggu. Bermacam obat sudah saya coba, tetapi
masih nihil. Sampai adik ipar saya datang membawa beras hitam. Baru 2
kali saya minum, darah sudah tidak keluar lagi. Setelah rutin
mengkonsumsi, nyeru di dada hilang. Tidur lebih nyenyak dan dada terasa
ringan. Saya dapat beraktivitas lebih semangat.” (Kunariyah, Pekalongan)
“Mual, pusing, demam dan susah tidur
lumrah dialami wanita yang baru pertama mengandung, seperti saya. Namun
mual ini terasa mengganggu, karena saya kesulitan makan. Alhamdulillah
seorang teman suami saya datang membawa beras hitam. Saya suka aromanya,
wangi dan gurih. Mendadak semua mual dan rasa tidak enak mereda setelah
rutin mengkonsumsi wedang beras hitam. Saya sangat berselera makan dan
kesehatan membaik. Hingga akhirnya waktu persalinan tiba, saya dapat
menjalaninya tanpa kesulitan berarti. Awalnya ada candaan bahwa anak
beras hitam ini akan berkulit hitam, selain karena kulit saya yang agak
gelap. Diluar dugaan, ternyata anak saya sangat cerah dan sehat sekali.
Saya sangat bahagia. Terimakasih beras hitam. . .(Fitriana, Manggarai)
“Ibu saya menderita Alzheimer yang
menyebabkan pikun berat, Beliau bahkan lupa sudah makan atau belum.
Setiap hari bagaikan hari yang sama baginya. Beliau juga mengidap
hipertensi. Akhirnya beliau harus diinfus agar tidak kekurangan nutrisi
akibat lupa makan. Beruntung anak saya membawakan beras hitam. Setelah
saya berikan rutin, kini ingatan beliau sudah kembali. Tidak lagi lupa
makan, tidak perlu diinfus lagi. Lega rasanya. Saya juga ikut
mengonsumsi beras hitam. Cukup murah dibandingkan produk herbal lainnya,
namun khasiatnya cepat sekali terasa.” (Paiman dan ibunya, Sumiyatun,
Kudus)
Meskipun setahun lagi pensiun, namun
tugas dan tanggungjawab saya di kantor justru semakin tinggi. Dalam
sepekan hampir bisa dipastikan saya keluar kota. Entah Jakarta, Cirebon,
Bali, bahkan Singapura. Namun saya tidak khawatir drop atau sakit. Di
tas saya selalu tersedia wedang beras hitam yang setia menjaga kesehatan
saya. Jika seharian lelah, saya cukup menyeduh secangkir wedang beras
hitam yang lezat, dan di pagi harinya, saya sudah lupa kalau kemarin
saya lelah sekali. Bahkan menurut beberapa teman, wajah saya terlihat
lebih muda beberapa tahun! Siap beraktivitas dengan penuh semangat. (Sri
Wahyuni, Semarang)
Dua tahun lagi saya berumur 60 tahun.
Alhamdulillah hasil check up menunjukkan gula dan tekanan darah saya
normal, tak ada aktivitas tumor atau kanker, dan jantung saya sehat.
Selain donor darah rutin 3 bulan sekali, saya juga rajin mengonsumsi
beras hitam. Badan tetap proporsional, saya tetap kuat melakukan
aktivitas yang cukup berat seperti menyetir luar kota. (Yusuf, Semarang)
Saya masih muda, tetapi tak ada
alasan untuk tidak menjaga kesehatan. Aktivitas yang cukup berat di
bidang pertanian selalu melelahkan saya. Namun secangkir beras hitam
hangat meredakan segala kelelahan dan menjaga saya tetap berenergi dan
konsentrasi. Pencernaan juga terasa ringan. (Ardhy, Jambi)
Saya harus kembali ke Paris untuk
menjalani kemoterapi.” Ungkap seorang ekspatriat asal Perancis, Jean
Challand. “Saya menderita leukemia. Tetapi sebenarnya saya sangat
enggan. Saya kira tidak ada orang yang suka di kemo. Sangat menyakitkan.
Beruntung, seorang teman menghadiahi beras hitam sebelum saya kembali.
Saya kira tidak ada salahnya mencoba. Setelah 2 bulan rutin minum beras
hitam, saya baru cek ke dokter. Ternyata sudah tidak ada lagi sel
kankernya. Terimakasih beras hitam.”
Merasa sedikit asing? Apakah sama dengan ketan hitam?
Beras hitam adalah legenda. Beras hitam
dahulu hanya boleh dimakan oleh kalangan tertentu. Sultan, bangsawan,
ningrat, tetua adat. Bahkan di beberapa daerah hanya boleh dimakan pada
ritual-ritual tertentu saja. Dan tentunya, hanya orang-orang tertentu
yang boleh menanamnya.
Sebagai contoh, Sultan Jogja masih
mengonsumsi nasi hitam sebagai menu utama sehari-hari, hingga saat ini.
Begitu pula Sultan Cirebon. Suku Baduy dan Toraja memiliki adat dan
ketentuan yang ketat terkait dengan penanaman dan penggunaan beras
hitam. Demikian pula suku Sasak. Di Indramayu petani sepuh masih tidak
berani menanamnya karena pamali. Dan jelas, berbeda dengan ketan hitam
yang bertekstur lengket, serta umum ditanam oleh petani manapun.
Apa bedanya dengan beras biasanya?
Memang
warnanya hitam keunguan. Tapi bukan itu intinya. Khasiat yang
terkandung di balik pigmen warna hitam yang pekat itulah yang membuat
tanaman ini begitu istimewa. Antioksidan, flavonoid, asam amino, dan
berbagai macam kandungannya sangat baik bagi kesehatan. Bukan obat,
namun suplemen yang dapat begitu kuatnya membantu tubuh Anda memelihara
kesehatannya.
Bagaimana rasanya ?
Kebanyakan suplemen atau
herbal memiliki rasa yang kurang enak dan kadang pahit. Beras hitam
justru sangat wangi. Dan lebih pulen dibandingkan beras biasa. Kaisar
Cina tidak salah memilihnya sebagai beras upeti untuk kaisar. Demikian
pula kaum bangsawan di negeri kita. Selain khasiat, rasanya juga
superior.
Merasa pola makan atau pola hidup Anda kurang sehat?
Hati-hati! Tidak sakit bukan berarti
sehat. Karena kebanyakan penyakit gaya hidup bersifat laten. Diam-diam
membangun kekuatan. Tanda hanya muncul ketika segalanya sudah terlambat.
Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati? Selain lebih mudah,
juga lebih murah. Herbal adalah salah satu pencegahan yang cukup mudah,
dan relatif aman selama tidak berlebihan. Meskipun begitu, kadang herbal
cukup merepotkan untuk menyiapkannya. Harus direbus lah, atau diminum
pada waktu yang ketat. Dan tambahan lagi, seringkali harganya kurang
masuk akal….
Herbal yang ideal?
Hidup sehat dengan makanan yang sehat
sepertinya semakin berat di zaman yang serba cepat dan instan ini.
Padahal hidup sehat yang selaras dengan alam adalah gairah kami. Maka
kami berjuang untuk membuat produk sehat, ramah lingkungan, namun mudah
dikonsumsi dan disukai masyarakat. Dan tentunya, harga yang terjangkau!
Wedang Beras Hitam?
“Semua serba terburu-buru”.”Saya harus sampai di kantor pukul 07.30, dan anak-anak bahkan pukul 07.00. Tapi saya tidak khawatir dengan sarapan.” ujar Iffah, ibu muda dengan 2 anak. Sekarang ada sereal beras hitam sebagi pengganti sarapan. “Terimakasih wedang beras hitam. Maag dan typhus yang jadi teman akrab saya dulu, kini menjauh.”
Beras hitam dapat juga dimakan bersama
lauk-pauk. Seperti nasi biasa. Namun sebelum menanak harus direndam
selama 2 jam, karena lebih keras dan agak lengket. Aroma nasi hitam yang
tajam dan kuat mungkin kurang cocok bagi sebagian orang yang belum
terbiasa.
Tapi kini Anda tidak perlu lagi repot menanak beras hitam!
Mudah!
Tinggal seduh dengan secangkir air panas. Dua kali sehari, akan
membantu tubuh Anda mencapai kesehatan maksimal. Dan anak-anak pun
menyukai rasanya yang creamy.
cuma Rp. 20.000 saja untuk tiap box Wedang Beras Hitam isi 5 sachet!
DINKES P-IRT No.606321301516Jadi apa khasiatnya?
Beras hitam sangat ahli dalam mengerjakan tugas seperti:
- Membersihkan racun dan toksin dari dalam tubuh (detoksifikasi)
- Membantu memelihara ketahanan tubuh (imunitas)
- Membantu memelihara keseimbangan sistem organ dan hormon
Tubuh kita memiliki kemampuan yang
dahsyat untuk memelihara kesehatan dan mencegah penyakit. Asalkan
diberikan kondisi yang sesuai. Beras hitam bukan obat yang menyerang
sumber penyakit (kecuali membersihkannya), namun membantu tubuh
mendapatkan kondisi ideal untuk sehat.
Berbagai penyakit seperti leukemia,
diabetes, kegemukan, kanker, kolesterol, maag, asma, ginjal, hepatitis,
anemia, masalah pencernaan, alergi makanan, masalah kewanitaan,
mengurangi peradangan, dan memperbaiki kerusakan sel hati adalah
diantara khasiat yang pernah dirasakan oleh konsumen kami.
Kenapa harus Wedang Beras Hitam?
+ 100% organik dan berkhasiat
+ diolah dengan mesin khusus dari Jerman*
+ rendah gula, aman bagi penderita diabetes** (menggunakan gula aren organik yang aman bagi penderuta diabetes).
+ kaya serat, asam amino dan antioksidan***
+ kaya zat antikanker antosianin****
+ rasa yang lezat, disukai anak-anak
+ aman bagi seluruh keluarga
* Special Grain Mill, Komo Fidibus XL
** 240th National Meeting of The American Chemical Society (ACS)
*** penelitian Prof Zhimin Xu, Louisiana State University (Aug 2010)
**** penelitian Takashi Ichiyanagi et al (Des 2001)
Anda sedang beruntung!
Anda tidak perlu menjadi ningrat untuk
rutin mengkonsumsi beras hitam. Juga tidak perlu menguras kocek untuk
mendapatkannya. Apalagi repot menanak beras hitam yang harus direndam
dahulu. Malah Anda termasuk orang yang lebih dahulu mengetahui khasiat sang Legenda. .
Tak ada kompromi untuk kualitas
Wedang Beras Hitam diolah dengan teknik
khusus dari Jepang. Tidak hanya mempertahankan khasiatnya, justru
semakin melipatgandakan kemampuan sang legenda dalam memerangi penyakit.
Mesin khusus sengaja kami datangkan dari Jerman untuk memastikan
kualitas beras hitam terbaik sampai di tangan Anda. Dan kami tidak perlu
menambahkan apapun, selain gula aren organik yang aman bagi penderita
diabetes!
Komo Fidibus XL
Wolfgang Mock adalah insinyur
berkebangsaan Jerman yang sangat tertarik dengan pengolahan biji-bijian.
Dia menghabiskan hampir separuh hidupnya untuk membuat mesin giling
terbaik. Mesin yang dapat mempertahankan kandungan gizi dalam
biji-bijian. Dibantu temannya yang berkebangsaan Austria, Peter Koidl,
dia mematenkan mesin giling khusus biji-bijian, dan memulai bisnis
mereka dengan merek Komo. Mesin-mesin mereka menjadi tren di Eropa, dan
bahkan baru mulai dipasarkan di Amerika utara akhir tahun 2010.
Kami tidak akan rela khasiat beras hitam
hilang selama pengolahan. Kami datangkan mesin terbaik yang dibuat oleh
ahlinya. Hanya untuk memastikan khasiat yang terbaik dapat Anda nikmati!
Gula Aren Organik
Memang di Indonesia susah sekali
mendapati orang yang memupuk pohon aren. Hampir seluruh gula aren adalah
organik. Namun kadang kala penyemprotan pestisida dilakukan untuk
mencegah hama. Dan ini dapat sangat berbahaya jika residunya terdapat
dalam gula. Kami hanya menggunakan gula aren organik yang telah mendapat
sertifikat organik dari lembaga organik Swiss, yakni Gula semut
produksi Diva Food, Tangerang
Beras Hitam Pilihan
Beras
hitam kami ditanam di daerah pegunungan di Kepanjen, Malang. Tergolong
varietas Rantepao, beras hitam kami berkerabat dekat dengan beras hitam
yang digunakan untuk ritual adat suku Toraja. Padi hitam memiliki
tinggi 2 meter dan berumur 6 bulan. Padi ini tidak dapat dipupuk secara
kimiawi, karena pertumbuhannya akan menjadi abnormal. Dan sangat tahan
hama. Karenanya pestisida tidak diperlukan. Sudah berkali-kali
dikunjungi oleh lembaga sertifikasi organik.Meski belum diproses untuk
pembuatan sertifikasinya, karena terkendala biaya. Kami sudah mengamati
beras hitam dari berbagai daerah seperti beras gadog subang, beras jowo
melik, beras cempo ireng, dan beras hitam lainnya. Kesimpulan sementara
kami, varietas rantepao inilah yang paling cepat terasa khasiatnya.
Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati!
BUKTIKAN SENDIRI LEGENDANYA!
Telah
terbukti dan dipercaya oleh Sultan, Kaisar, kaum bangsawan dan Tetua
Adat selama ribuan tahun, dan tetap dipertahankan hingga kini!
Untuk pemesanan silakan hubungi:
Bpk Dwias Anandita
d/a Ledokwareng Rt04 Rw35 Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman
Yogyakarta 55581
no telp 08172853440 / 085385557707
email : albert_einstein_0@yahoo.com
http://hasil-indonesia.blogspot.com
NPWP: 69.524.798.1-542.000