Rabu, 26 Januari 2011

Membuat Pupuk dari Urine Sapi

Sekarang ini sedang maraknya program GO GREEN yg mana semua produk khususnya yg dikonsumsi manusia diupayakan bersifat organik...melihat peluang tersebut banyak kalangan (pengusaha,produsen,pedagang, dll)yang cepet cepet beralih ke produk organik begitu juga banyak pula kalangan nakal yg opportunis/yg senang ambil keuntungan yakni produk yg sebenarnya tidak organik tapi dikatakan organik....

Omong - omong soal produk organik, tahukah para pembaca apa itu produk organik??secara garis besar produk organik adalah produk yg sejak dari awal pembuatan tidak memakai bahan bahan kimia buatan,tidak memakai pupuk kimia sintetis, dan tidak memakai pestisida sintetis.

Ternyata tuk membuat pupuk dan pestisida organik gampang sekali bahkan bahannya bisa dg mudah kita dapat di sekeliling kita..kali ini kita coba bikin pupuk organik cair dari urine sapi yg biasanya tersingkirkan....AYO PELAJARI & TERAPKAN..SIIAAPPPP

* ALAT & BAHAN

1. Siapkan ember,pengaduk, & saringan (masing-masing cukup 1 buah)
2. Sediakan Drum plastik 1 buah
3. Siapkan Urine Sapi(10L), Lengkuas(2ons), Kunyit (2ons), Temu ireng (2ons), Jahe (2ons),kencur (2ons), Brotowali (2ons), Tetes tebu/Sacharomyces cereviceae (0.5L)

* CARA MEMBUAT

1. Urine sapi (Bison benasus L) di tampung dan dimasukan ke dalam drum plastik

2. Lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe, kencur, brotowali, ditumbuk sampai halus kemudian dimasukkan ke dalam drum plastik, maksud penambahan bahan-bahan ini untuk menghilangkan bau urine ternak dan memberikan rasa yang tidak disukai hama.

3. Setelah itu tetes tebu dimasukkan kedalam drum plastik, lalu dimasukkan starter Sacharomyces cereviceae. Tetes tebu dan starter Sacharomyces cereviceae ini berguna untuk fermentasi dan nantinya setelah jadi pupuk cair bisa menambah jumlah mikroba menguntungkan yang ada didalam tanaah.

4. Fermentasi urine didiamkan selama 14 hari dan diaduk setiap setiap hari.

5. Drum plastik ditutup dengan kain serbet atau kertas.

6. Setelah 14 hari pupuk cair sudah jadi kemudian disaring dan dikemas.

* HASIL YANG DICAPAI

Setelah pembuatan pupuk cair selesai hasilnya bagus. Urine sapi (Bison benasus L) sebelum difermentasi warnanya coklat kekuning-kuningan, baunya masih berbau urine, tetapi setelah difermentasi warnanya berubah menjadi coklat kehitam-hitaman, dan sudah tidak berbau urine. Penulis sudah mencobakan pada tanaman sayur dan bunga ternyata bagus. Tanaman sayuran dan bunga yang telah diberi pupuk cair ini menjadi lebih subur, daunnuya kelihatan segar dan hijau serta ulat yang menghinggapinya hilang. Pupuk cair ini juga dapat meningkatkan keuntungan pertanian serta memberikan keuntungan bagi kita.

Nah...dah tau kan cara bikin pupuk organik...sekarang urine sapi sudah bermanfaat lagi...

Kamis, 20 Januari 2011

Memproduksi Pestisida Alami

Bagi orang yg hobi berkebun maupun yang berprofesi sebagai petani atau punya kenalan/saudara/keluarga yg cinta dg tanaman tidak ada salahnya mencoba artikel ini. banyaknya pestisida buatan yang sangat merusak & berbahaya akhir akhir ini makin memprihatinkan, ditandai dg makin kebalnya hama ataupun gulma perusak terhadap pestisida yg diberikan. selain itu tanah juga rusak unsur haranya dan juga tanaman dan buah yg dikonsumsi oleh manusia jadi berbahaya juga. oleh karena itu saatnya kita beralih pada pestisida alami...caranya gampang kok,bahannya juga mudah didapat disekitar kita.

Ayo kita mulai bikin Pestisida alami...

1. Tembakau (Nicotium tabacum)
Tembakau diambil batang atau daunnya untuk digunakan
sebagai bahan pestisida alami. Caranya rendam batang
atau daun tembakau selama 3 - 4 hari, atau bisa juga
dengan direbus selama 15 menit. Kemudian biarkan
dingin lalu saring. Air hasil saringan ini bisa
digunakan untuk mengusir berbagai jenis hama tanaman.

2. Temu-temuan (Temu Hitam, Kencur, Kunyit)
Bahan diambil dari rimpangnya, yang kemudian ditumbuk
halus dengan dicampur urine (air kencing) sapi.
Campuran ini diencerkan dengan air dengan perbandingan
1 : 2 - 6 liter. Gunakan untuk mengendalikan berbagai
jenis serangga penyerang tanaman.

3. Kucai (Allium schonaoresum)
Kalau menggunakan kucai, cara meramunya adalah dengan
menyeduhnya, yang kemudian didinginkan. Kemudian
saring. Air saringannya ini mampu untuk memberantas
hama yang biasanya menyerang tanaman mentimun.

4. Bunga Camomil (Chamaemelum spp)
Bunga yang sudah kering diseduh, kemudian dinginkan
dan saring. Gunakan air saringan tersebut untuk
mencegah damping off atau penyakit rebah.

5. Bawang Putih (Allium sativum)
Bawang putih, begitu juga dengan bawang bombai dan
cabai, digiling, tambahkan air sedikit, dan kemudian
diamkan sekitar 1 jam. Lalu berikan 1 sendok makan
deterjen, aduk sampai rata, dan kemudian ditutup.
Simpan di tempat yang dingin selama 7 - 10 hari. Bila
ingin menggunakannya, campur ekstrak tersebut dengan
air. Campuran ini berguna untuk membasmi berbagai
hama tanaman, khususnya hortikultura.

6. Abu Kayu
Abu sisa bakaran kayu ditaburkan di sekeliling
perakaran tanaman bawang bombay, kol atau lobak denga
tujuan untuk mengendalikan root maggot. Abu kayu ini
bisa juga untuk mengendalikan serangan siput dan ulat
grayak. Caranya, taburkan di sekeliling parit
tanaman.

7. Mint (Menta spp)
Daun mint dicampur dengan cabai, bawang daun dan
tembakau. Kemudian giling sampai halus untuk diambil
ekstraknya. Ekstrak ini dicampur dengan air
secukupnya. Dari ekstrak tersebut bisa digunakan
untuk memberantas berbagai hama yang menyerang
tanaman.

8. Kembang Kenikir (Tagetes spp)
Ambil daunnya 2 genggam, kemudian campur dengan 3
siung bawang putih, 2 cabai kecil dan 3 bawang
bombay. Dari ketiga bahan tersebut dimasak dengan air
lalu didinginkan. Kemudian tambahkan 4 - 5 bagian
air, aduk kemudian saring. Air saringan tersebut
dapat digunakan untuk membasmi berbagai hama tanaman.

9. Cabai Merah (Capsium annum)
Cara pembuatannya dengan mengeringkan cabai yang basah
dulu. Kemudian giling sampai menjadi tepung. Tepung
cabai tersebut kalau dicampur dengan air dapat
digunakan untuk membasmi hama tanaman.

10. Kemangi (Ocimum sanetu)
Cara pembuatannya: kumpulkan daun kemangi segar,
kemudian keringkan. Setelah kering, baru direbus
sampai mendidih, lalu didinginkan dan disaring. Hasil
saringan ini bisa digunakan sebagai pestisida alami.

11. Tomat (Lycopersicum eskulentum)
Gunakan batang dan daun tomat, dan dididihkan.
Kemudian biarkan dingin lalu saring. Air dari
saringan ini bisa digunakan untuk mengendalikan
berbagai hama tanaman.

12. Gamal (Gliricidia sepium)
Daun dan batang gamal ditumbuk, beri sedikit air lalu
ambil ekstraknya. Ekstrak daun segar ini dan batang
gamal ini dapat digunakan untuk mengendalikan berbagai
jenis hama tanaman, khususnya jenis serangga.