Selasa, 24 Juli 2012

WEDANG BERAS HITAM 100% INDONESIA BANGET

http://wedangberashitam.files.wordpress.com/2012/04/wedang-beras-hitam-asli-indonesia2.jpg
Beras hitam adalah tren baru di dunia barat. Sungguh ironis bahwa di Amerika beras hitam terkenal dengan “Indonesian Black Rice”, tetapi di Indonesia sendiri justru masih kurang populer, dan bahkan cenderung ditinggalkan dan penduduknya lebih senang makan beras putih. Padahal sebelum kedatangan belanda masyrakat kita mengkonsumsi beras berwarna baik merah atau coklat dan hitam, beras putih adalah kebiasaan orang belanda dengan tujuan agar pribumi lebih menghormati beras putih. Artikel, pemberitaan dan penelitian mengenai beras hitam di Indonesia masih sangat minim. Kami telah mengusahakan penelitian mengenai khasiat dan kandungan aktif beras hitam, yang memerlukan waktu cukup panjang dan belum dapat kami sajikan.
Sebagai bukti, kami baru dapat menyajikan testimoni dari konsumen kami, sebagai berikut:
“Saya kembali ke Perancis untuk menjalani kemoterapi. Saya menderita leukemia. Tetapi sebenarnya saya sangat enggan. Saya kira tidak ada orang yang suka di kemo. Sangat menyakitkan. Beruntung, seorang teman menghadiahi beras hitam sebelum saya kembali. Saya kira tidak ada salahnya mencoba. Setelah 2 bulan rutin minum beras hitam, saya baru cek ke dokter. Ternyata sudah tidak ada lagi sel kankernya. Terimakasih beras hitam.” (Jean Chaland, Perancis)
“Saya terpukul ketika terkena stroke beberapa tahun lalu. Beruntung hanya stroke ringan. Namun operasi by-pass jantung koroner  yang menyakitkan tetap harus saya jalani untuk mencegah serangan jantung susulan. Seorang teman memberi saya beras hitam dan saya coba konsumsi rutin. Ternyata hanya 2 bulan dan saya kembali pulih. Saya benar-benar terharu dan saya merasa sangat perlu untuk menyebarkan beras ajaib ini seluas-luasnya. Saya banting setir dari pegawai menjadi petani beras hitam, meski umur saya sudah tidak bisa dibilang muda.” (Puji, Kepanjen, Malang, Ketua Kelompok Petani Beras Hitam)

“Sangat mengganggu jika nyeri haid sudah datang. Kegiatan seharian bisa gagal semua. Kesibukan juga sering membuat saya tidak sempat sarapan. Akibatnya ketika malam hari sering nyeri maag. Namun kini sudah saya ucapkan selamat tinggal kepada mereka. Tidak sempat sarapan? Saya seduh saja Wedang Beras Hitam. Cukup memberikan energi bagi saya. Plus kesehatan!” (Irna, Kebayoran)

“Mata saya berkantung dan muka sembab akibat bertahun-tahun tidak bisa tidur nyenyak. Tiap malam saya batuk-batuk berat, bahkan sampai keluar darah. Begitu terus sampai pagi datang. Aktivitas pun terganggu. Bermacam obat sudah saya coba, tetapi masih nihil. Sampai adik ipar saya datang membawa beras hitam. Baru 2 kali saya minum, darah sudah tidak keluar lagi. Setelah rutin mengkonsumsi, nyeru di dada hilang. Tidur lebih nyenyak dan dada terasa ringan. Saya dapat beraktivitas lebih semangat.” (Kunariyah, Pekalongan)

“Mual, pusing, demam dan susah tidur lumrah dialami wanita yang baru pertama mengandung, seperti saya. Namun mual ini terasa mengganggu, karena saya kesulitan makan. Alhamdulillah seorang teman suami saya datang membawa beras hitam. Saya suka aromanya, wangi dan gurih. Mendadak semua mual dan rasa tidak enak mereda setelah rutin mengkonsumsi wedang beras hitam. Saya sangat berselera makan dan kesehatan membaik. Hingga akhirnya waktu persalinan tiba, saya dapat menjalaninya tanpa kesulitan berarti. Awalnya ada candaan bahwa anak beras hitam ini akan berkulit hitam, selain karena kulit saya yang agak gelap. Diluar dugaan, ternyata anak saya sangat cerah dan sehat sekali. Saya sangat bahagia. Terimakasih beras hitam. . .(Fitriana, Manggarai)

“Ibu saya menderita Alzheimer yang menyebabkan pikun berat, Beliau bahkan lupa sudah makan atau belum. Setiap hari bagaikan hari yang sama baginya. Beliau juga mengidap hipertensi. Akhirnya beliau harus diinfus agar tidak kekurangan nutrisi akibat lupa makan. Beruntung anak saya membawakan beras hitam. Setelah saya berikan rutin, kini ingatan beliau sudah kembali. Tidak lagi lupa makan, tidak perlu diinfus lagi. Lega rasanya. Saya juga ikut mengonsumsi beras hitam. Cukup murah dibandingkan produk herbal lainnya, namun khasiatnya cepat sekali terasa.” (Paiman dan ibunya, Sumiyatun, Kudus)

Meskipun setahun lagi pensiun, namun tugas dan tanggungjawab saya di kantor justru semakin tinggi. Dalam sepekan hampir bisa dipastikan saya keluar kota. Entah Jakarta, Cirebon, Bali, bahkan Singapura. Namun saya tidak khawatir drop atau sakit. Di tas saya selalu tersedia wedang beras hitam yang setia menjaga kesehatan saya. Jika seharian lelah, saya cukup menyeduh secangkir wedang beras hitam yang lezat, dan di pagi harinya, saya sudah lupa kalau kemarin saya lelah sekali. Bahkan menurut beberapa teman, wajah saya terlihat lebih muda beberapa tahun! Siap beraktivitas dengan penuh semangat. (Sri Wahyuni, Semarang)

Dua tahun lagi saya berumur 60 tahun. Alhamdulillah hasil check up menunjukkan gula dan tekanan darah saya normal, tak ada aktivitas tumor atau kanker, dan jantung saya sehat. Selain donor darah rutin 3 bulan sekali, saya juga rajin mengonsumsi beras hitam. Badan tetap proporsional, saya tetap kuat melakukan aktivitas yang cukup berat seperti menyetir luar kota. (Yusuf, Semarang)

Saya masih muda, tetapi tak ada alasan untuk tidak menjaga kesehatan. Aktivitas yang cukup berat di bidang pertanian selalu melelahkan saya. Namun secangkir beras hitam hangat meredakan segala kelelahan dan menjaga saya tetap berenergi dan konsentrasi. Pencernaan juga terasa ringan. (Ardhy, Jambi)

Saya harus kembali ke Paris untuk menjalani kemoterapi.” Ungkap seorang ekspatriat  asal Perancis, Jean Challand. “Saya menderita leukemia. Tetapi sebenarnya saya sangat enggan. Saya kira tidak ada orang yang suka di kemo. Sangat menyakitkan. Beruntung, seorang teman menghadiahi beras hitam sebelum saya kembali. Saya kira tidak ada salahnya mencoba. Setelah 2 bulan rutin minum beras hitam, saya baru cek ke dokter. Ternyata sudah tidak ada lagi sel kankernya. Terimakasih beras hitam.”

Merasa sedikit asing? Apakah sama dengan ketan hitam?

Beras hitam adalah legenda. Beras hitam dahulu hanya boleh dimakan oleh kalangan tertentu. Sultan, bangsawan, ningrat, tetua adat. Bahkan di beberapa daerah hanya boleh dimakan pada ritual-ritual tertentu saja. Dan tentunya, hanya orang-orang tertentu yang boleh menanamnya.
Sebagai contoh, Sultan Jogja masih mengonsumsi nasi hitam sebagai menu utama sehari-hari, hingga saat ini. Begitu pula Sultan Cirebon. Suku Baduy dan Toraja memiliki adat dan ketentuan yang ketat terkait dengan penanaman dan penggunaan beras hitam. Demikian pula suku Sasak. Di Indramayu petani sepuh masih tidak berani menanamnya karena pamali. Dan jelas, berbeda dengan ketan hitam yang bertekstur lengket, serta umum ditanam oleh petani manapun.

Apa bedanya dengan beras biasanya?

Memang warnanya hitam keunguan. Tapi bukan itu intinya. Khasiat yang terkandung di balik pigmen warna hitam yang pekat itulah yang membuat tanaman ini begitu istimewa. Antioksidan, flavonoid, asam amino, dan berbagai macam kandungannya sangat baik bagi kesehatan. Bukan obat, namun suplemen yang dapat begitu kuatnya membantu tubuh Anda memelihara kesehatannya.
Bagaimana rasanya ?
Kebanyakan suplemen atau herbal memiliki rasa yang kurang enak dan kadang pahit. Beras hitam justru sangat wangi. Dan lebih pulen dibandingkan beras biasa. Kaisar Cina tidak salah memilihnya sebagai beras upeti untuk kaisar. Demikian pula kaum bangsawan di negeri kita. Selain khasiat, rasanya juga superior.
Merasa pola makan atau pola hidup Anda kurang sehat?
Hati-hati! Tidak sakit bukan berarti sehat. Karena kebanyakan penyakit gaya hidup bersifat laten. Diam-diam membangun kekuatan. Tanda hanya muncul ketika segalanya sudah terlambat. Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati? Selain lebih mudah, juga lebih murah. Herbal adalah salah satu pencegahan yang cukup mudah, dan relatif aman selama tidak berlebihan. Meskipun begitu, kadang herbal cukup merepotkan untuk menyiapkannya. Harus direbus lah, atau diminum pada waktu yang ketat. Dan tambahan lagi, seringkali harganya kurang masuk akal….
Herbal yang ideal?
Hidup sehat dengan makanan yang sehat sepertinya semakin berat di zaman yang serba cepat dan instan ini. Padahal hidup sehat yang selaras dengan alam adalah gairah kami. Maka kami berjuang untuk membuat produk sehat, ramah lingkungan, namun mudah dikonsumsi dan disukai masyarakat. Dan tentunya, harga yang terjangkau!

Wedang Beras Hitam?

“Semua serba terburu-buru”.”Saya harus sampai di kantor pukul 07.30, dan anak-anak bahkan pukul 07.00. Tapi saya tidak khawatir dengan sarapan.” ujar Iffah, ibu muda dengan 2 anak. Sekarang ada sereal beras hitam sebagi pengganti sarapan. “Terimakasih wedang beras hitam. Maag dan typhus yang jadi teman akrab saya dulu, kini menjauh.”

Beras hitam dapat juga dimakan bersama lauk-pauk. Seperti nasi biasa. Namun sebelum menanak harus direndam selama 2 jam, karena lebih keras dan agak lengket. Aroma nasi hitam yang tajam dan kuat mungkin kurang cocok bagi sebagian orang yang belum terbiasa.
Tapi kini Anda tidak perlu lagi repot menanak beras hitam!
Mudah! Tinggal seduh dengan secangkir air panas. Dua kali sehari, akan membantu tubuh Anda mencapai kesehatan maksimal. Dan anak-anak pun menyukai rasanya yang creamy.

cuma Rp. 20.000 saja untuk tiap box Wedang Beras Hitam isi 5 sachet!

DINKES P-IRT No.606321301516

Jadi apa khasiatnya?

Beras hitam sangat ahli dalam mengerjakan tugas seperti:
- Membersihkan racun dan toksin dari dalam tubuh (detoksifikasi)
- Membantu memelihara ketahanan tubuh (imunitas)
- Membantu memelihara keseimbangan sistem organ dan hormon
Tubuh kita memiliki kemampuan yang dahsyat untuk memelihara kesehatan dan mencegah penyakit. Asalkan diberikan kondisi yang sesuai. Beras hitam bukan obat yang menyerang sumber penyakit (kecuali membersihkannya), namun membantu tubuh mendapatkan kondisi ideal untuk sehat.
Berbagai penyakit seperti leukemia, diabetes, kegemukan, kanker, kolesterol, maag, asma, ginjal, hepatitis, anemia, masalah pencernaan, alergi makanan, masalah kewanitaan, mengurangi peradangan, dan memperbaiki kerusakan sel hati adalah diantara khasiat yang pernah dirasakan oleh konsumen kami.
Kenapa harus Wedang Beras Hitam?
+  100% organik dan berkhasiat
+ diolah dengan mesin khusus dari Jerman*
+ rendah gula, aman bagi penderita diabetes** (menggunakan gula aren organik yang aman bagi penderuta diabetes).
+ kaya serat, asam amino dan antioksidan***
+ kaya zat antikanker antosianin****
+ rasa yang lezat, disukai anak-anak
+ aman bagi seluruh keluarga
* Special Grain Mill, Komo Fidibus XL
** 240th National Meeting of The American Chemical Society (ACS)
*** penelitian Prof Zhimin Xu, Louisiana State University (Aug 2010)
**** penelitian Takashi Ichiyanagi et al (Des 2001)

Anda sedang beruntung!

Anda tidak perlu menjadi ningrat untuk rutin mengkonsumsi beras hitam. Juga tidak perlu menguras kocek untuk mendapatkannya. Apalagi repot menanak beras hitam yang harus direndam dahulu. Malah Anda termasuk orang yang lebih dahulu mengetahui khasiat sang Legenda. .

Tak ada kompromi untuk kualitas

Wedang Beras Hitam diolah dengan teknik khusus dari Jepang. Tidak hanya mempertahankan khasiatnya, justru semakin melipatgandakan kemampuan sang legenda dalam memerangi penyakit. Mesin khusus sengaja kami datangkan dari Jerman untuk memastikan kualitas beras hitam terbaik sampai di tangan Anda. Dan kami tidak perlu menambahkan apapun, selain gula aren organik yang aman bagi penderita diabetes!
Komo Fidibus XL
Wolfgang Mock adalah insinyur berkebangsaan Jerman yang sangat tertarik dengan pengolahan biji-bijian. Dia menghabiskan hampir separuh hidupnya untuk membuat mesin giling terbaik. Mesin yang dapat mempertahankan kandungan gizi dalam biji-bijian. Dibantu temannya yang berkebangsaan Austria, Peter Koidl, dia mematenkan mesin giling khusus biji-bijian, dan memulai bisnis mereka dengan merek Komo. Mesin-mesin mereka menjadi tren di Eropa, dan bahkan baru mulai dipasarkan di Amerika utara akhir tahun 2010.
Kami tidak akan rela khasiat beras hitam hilang selama pengolahan. Kami datangkan mesin terbaik yang dibuat oleh ahlinya. Hanya untuk memastikan khasiat yang terbaik dapat Anda nikmati!
Gula Aren Organik
Memang di Indonesia susah sekali mendapati orang yang memupuk pohon aren. Hampir seluruh gula aren adalah organik. Namun kadang kala penyemprotan pestisida dilakukan untuk mencegah hama. Dan ini dapat sangat berbahaya jika residunya terdapat dalam gula. Kami hanya menggunakan gula aren organik yang telah mendapat sertifikat organik dari lembaga organik Swiss, yakni Gula semut produksi Diva Food, Tangerang
Beras Hitam Pilihan
Beras hitam kami ditanam di daerah pegunungan  di Kepanjen, Malang. Tergolong varietas Rantepao, beras hitam kami berkerabat dekat dengan beras hitam yang digunakan untuk ritual adat suku Toraja. Padi hitam memiliki tinggi 2 meter dan berumur 6 bulan. Padi ini tidak dapat dipupuk secara kimiawi, karena pertumbuhannya akan menjadi abnormal. Dan sangat tahan hama. Karenanya pestisida tidak diperlukan. Sudah berkali-kali dikunjungi oleh lembaga sertifikasi organik.Meski belum diproses untuk pembuatan sertifikasinya, karena terkendala biaya. Kami sudah mengamati beras hitam dari berbagai daerah seperti beras gadog subang, beras jowo melik, beras cempo ireng, dan beras hitam lainnya. Kesimpulan sementara kami, varietas rantepao inilah yang paling cepat terasa khasiatnya.

Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati!

BUKTIKAN SENDIRI LEGENDANYA!

Telah terbukti dan dipercaya oleh Sultan, Kaisar, kaum bangsawan dan Tetua Adat selama ribuan tahun, dan tetap dipertahankan hingga kini!


Untuk pemesanan silakan hubungi:

Bpk Dwias Anandita
d/a Ledokwareng Rt04 Rw35 Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman
Yogyakarta 55581
no telp 08172853440 / 085385557707
email : albert_einstein_0@yahoo.com
http://hasil-indonesia.blogspot.com
NPWP: 69.524.798.1-542.000

Selasa, 15 Mei 2012

TANAMAN DALUANG, TUMBUHAN LANGKA BAHAN BAKU KERTAS & KAIN

Untuk memperoleh kertas daluang (Broussonetia papyryfera Vent) dibutuhkan bahan baku kulit kayu pohon daluang. Pohon ini merupakan tumbuhan tingkat rendah. Ia masih termasuk ke dalam keluarga Moraceae. Pohon yang tak punya bunga dan buah ini tumbuh di Baemah (Sumatera), pedalaman Sulawesi hingga Pulau Seram, Garut (Jawa Barat), Purwokerto (Jawa Tengah), Ponorogo (Jawa Timur), Pamekasan dan Sumenep (Pulau Madura). Orang Sunda menyebutnya saeh. Orang Madura menyebutnya dhalubang atau dhulubang, sedang orang Sumba menyebutnya kembala, dan orang Jawa (Solo dan sekitarnya)menyebutnya daluwang atau dluwang. Dahulu, tumbuhan ini ditanam di sekitar masjid agar para santri mudah mengambil dan membuat kertas sendiri untuk keperluan belajarnya.

Menurut K. Heyne (Peneliti Belanda) dalam buku Tumbuhan Berguna Indonesia, pohon Daluang / Paper Mulberry diduga berasal dari negeri Cina. Namun bila mencermati daerah persebarannya, terbukti tanaman ini asli indonesia (tropis). Apalagi mempertimbangkan aspek pemanfaatannya yang telah dikenal oleh masyarakat tradisional di nusantara sebagai bahan baku kertas jaman kerajaan nusantara. Ada beberapa spesies tanaman yg berbeda yang tersebar terutama yang terdapat di garut yang berbeda dengan di ponorogo (jatim) atau daerah lainnya.

Selain itu, tumbuhan yang berkembang biak dengan akar rimpang atau geragih ini sangat baik sebagai bahan baku pembuatan kain tradisional. Menurut Heyne, pakaian kulit kayu ini pada masanya sangat digemari masyarakat kita. Baik kaum perempuan maupun kaum adamnya. Terlebih menjadi pakaian tidur, ia memberikan rasa teduh dan nyaman. Saat ini, masih ada beberapa suku di pedalaman Kalimantan (Dayak), Sumatera (Kubu) dan Sulawesi (Banggai) yang masih memproduksi dan memakai pakaian kulit kayu.

Kertas ini terbilang tahan lama, bahkan bisa berumur ratusan tahun. Hal ini terbukti dari fakta kesejarahannya setelah ditemukan beberapa naskah kuno dan perkamen kebudayaan kuno Indonesia di museum-museum di tanah air. Konon, mereka yang menggunakan serat kayu ini menjadi kertas untuk menuliskan tradisi tulis atau mantera-mantera adalah orang-orang suci. Di Bali, kertas Daluang ini hanya boleh digunakan oleh kaum Brahmana, untuk kepentingan upacara ritual masyarakat Hindu sejak abad 3 SM hingga sekarang.

Sejarah kertas ini sudah lama ditemukan oleh arkeologi dan ahli sejarah sastra kuno. Awal kertas Daluang ini dikenal berfungsi sebagai alat Bantu kehidupan sehari-hari, pakaian misalnya. Pada abad ke 3 SM ditemukan sebuah “paneupuk” dari batu (penumbuk kulit kayu) di Desa Cariu, Kabupaten Bogor. Masyarakat jaman itu menamakannya “tapa”, yaitu hasil olahan kulit kayu yang ditumbuk untuk kebutuhan sehari-hari masayarakat di sana. Kemudian, di dalam buku Literatur of Java muncul nama Daluang pada jaman kebudayaan Hindu di Nusantara.

Kertas Daluang ini saat itu digunakan untuk menuliskan cerita wayang beber dalam bentuk gambar-gambar. Dan kertas Daluang ini juga digunakan sebagai pakaian pelengkap para Pandita Hindu.

Pada tahun 1970-an masyarakat Hindu di Bali menggunakan kertas Daluang ini untuk pelaksanaan upacara Ngaben. Daluang di sana menjadi salah satu syarat wajib pelaksanaan upacara Ngaben, yang disimpan di dalam “Kitir” berbentuk kupu-kupu yang berfungsi simbol magis. Konon, “Kitir” itu adalah medium pengantar arwah ke Nirwana.Selain itu juga terdapat “Kajang” dengan bahan dasarnya Daluang ini. “Kajang” di bagi masyarakat Hindu Bali dipakai sebagai penutup jenazah dalam sebuah upacara.

Daluang bagi masyarakat Pacitan, Jawa Tengah, kertas Daluang dibunakan sebagai kertas penulisan cerita Ramayana. Kata “Dalu” berarti malam dan “Wang” berarti orang. “Dalu” + ”Wang” = orang yang bekerja pada malam hari. Mengapa demikian, karena proses pengerjaan kertas Daluang ini dikerjakan oleh kaum Brahmana pada malam hari untuk menuliskan cerita atau teks penting di jamannya. Pada masa kebudayaan Hindu di daerah Kediri, Daluang digunakan untuk menuliskan cerita Panji untuk pergelaran wayang beber. Kemudian pada jaman Keislaman di Nusantara, fungsi Daluang diganti menjadi medium untuk menuliskan ayat-ayat al-Quran atau karya seni kaligrafi. Hal ini juga terjadi di pondok pesantren Jetis, Jawa Timur, bahwa kertas Daluang digunakan oleh para ulama dan santri untuk menuliskan kitab-kitab.

BUTUH PENANGANAN SEGERA

Mang dadan dan Mang Bidin kakak beradik sebagai yang mewarisi budaya Asli Tatar kerajaan sunda ini memberikan beberapa informasi yang mendesak harus ditangani, tradisi pembuatan kertas daluang ini nyaris ditelan masa dari bumi nusantara. Begitu pula dengan keberadaan pohon daluang asli garut. Setelah dilakukan penelusuran literatur dan tanya sana sini, akhirnya ditemukan tradisi pembuatan kertas daluang dan masyarakat pendukungnya. Mereka adalah warga kampung Tunggilis, Desa Cimanuk, Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut. Meski tak langsung, mereka disebut-sebut sebagai pewaris tradisi itu.

Pada tahun 1997 itu, keluarga ini menemukan sekitar 10 batang pohon daluang yang dimiliki pewaris tradisi ini. Mereka juga masih punya golok khusus tebas, golok khusus potong, pisau kujang untuk kulit kayu daluang,tasbih batu 200 biji dan kitab yang diwarisi turun-temurun dan tiga buah pameupeuh sebagai alat produksinya. Pameupeuh adalah sejenis alat pemukul. Alat ini digunakaan ketika penyamakan kulit kayu. Terbuat dari campuran logam kuningan dan tembaga yang dicor dengan panjang 10 sentimeter dan empat sentimeter.

Pada saat itu, mereka hampir tidak pernah membuat kertas daluang baik untuk keperluan sendiri atau pun dipasarkan. Mereka hanya membuatnya berdasar pesanan dan jumlahnya kecil.

Dalam pembuatan kertas daluang, sama sekali tak dipakai teknologi yang njelimet. Ia dibuat oleh masyarakat biasa dengan teknologi dan peralatan yang sangat sederhana. Proses pembuatannya dilakukan secara manual dengan cara disamak, diperam dan dijemur di terik matahari.

Meski begitu kertas ini amat bijak sebagai salah satu contoh kekayaan kearifan tradisional masyarakat nusantara terutama proses pembuatannya, alat-alat, dan lainnya (tinta) sangat khas/berbeda dibandingkan dengan daerah lain yang menghasilkan kertas pada jamannya, Yang hingga kini jumlahnya tidak diketahui lagi.

Diketahui saat ini hanya ada dua daerah saja yang mampu menghasilkan kertas daluang yaitu Ponorogo, diketahui saat ini daerah ponorogo kehilangan pewarisnya dan jenis pohon saeh/daluang asli ponorogo turut hilang. Dengan melestarikan daluang tidak semata melestarikan budaya, sistem pengetahuan dan teknologi tradisional tetapi juga aset negara yang hanya tersisa di kampung Tunggelis Garut.


Diketahui pula saat ini (13/5/2012) telah diadakan penanaman Tanaman Daluang / Paper Mulberry yang berada di dusun Kotakan, Bakalan, Rt 04 Rw 06, Polokarto Sukoharjo. Warga di desa tersebut telah menanam tanaman Daluang sebanyak 200 pohon sejak tahun 2011, yang dimotori oleh Bpk Joko Ngadimin, pemilik Sanggar "Sekar Jagad" di Polokarto. Nah bagi rekan rekan yang hendak mengembangkan tanaman daluang supaya tidak punah, silakan kunjungi desa tersebut dan bisa ketemu langsung dg Bpk Joko Ngadimin.

(survei langsung : Mang Deden, Mang Bidin, Aki Pelem, Aki Pedo)
Sumber: dari berbagai informasi

Selasa, 06 Maret 2012

TEPUNG DIANTARA TEPUNG

Hidup di jaman yang serba susah ini memang menuntut kita untuk jeli dan teliti dalam mengatur pemasukan dan pengeluaran kita. Apalagi saat ini semua bisa dibeli dengan uang. Contohnya: Sertifikat Organik, Hasil uji lab, dan lain lain semua bisa dibeli asalkan kita punya uang. Kita sebagai konsumenlah yang paling banyak dirugikan oleh produsen produsen yang nakal, yang hanya mengambil untung sebanyak banyaknya tanpa mempedulikan kesehatan orang lain yg mengkonsumsinya.

Dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari hari kita sering berbelanja kebutuhan tersebut di pasar tradisional, supermarket, mall, dll. Nah...disinilah kejelian & ketelitian kita di uji. Sebagai orang awam tentu saja kita percaya dg yg tercantum pada apa yg di tulis dalam kemasan (biasanya di supermarket, Mall, dan toko toko waralaba). Apalagi kemasan dari pabrik yang sudah punya nama dan sudah ada standar ISO nya tentu kita lebih percaya dengan kualitas dari produk yang dihasilkannya. Nah...untuk yang beli di pasar tradisional apalagi yang hanya di kemas dengan plastik polosan perlu diwaspadai...

MAAF TIDAK BERMAKSUD MEN-JUSTIFIKASI UKM / PRODUSEN KECIL / PEDAGANG di pasar tradisional

Di era yg serba sulit inilah banyak dimanfaatkan oleh para produsen dan pedagang nakal tuk meraup keuntungan sebanyak banyaknya, walaupun ada juga produsen dan pedagang yang jujur dalam memperoleh Rizki-NYA. Barang barang konsumsi yang harus jeli dan cermat biasanya ter indikasi pada produk produk yang langka atau susah diperoleh dipasaran entah itu di pasar tradisional, supermarket, mall, toko waralaba, dll. Produsen nakal mencari celah dari produk produk konsumsi yang susah diperoleh dan harganya mahal (karena susah didapat jadi harga bisa mahal).

Produk produk yang terindikasi ada kecurangan adalah diantaranya sebagai berikut:

1. Produk produk Organik
2. Beras Hitam
3. Tepung Garut
4. Beras
5. dll

Mari kita uraikan satu persatu yaa......

1. Produk produk Organik.

* Indikasinya adalah sertifikat organik aspal, artinya sertifikat yg diperoleh dg menyuap pihak yg berwenang mengeluarkan sertifikat organik. Bisa juga dikatakan dengan sertifikat organik tembakan
* Cara antisipasi adalah sementara mempercayai apa yg tertulis dikemasan dan g ada salahnya di uji dg adanya kutu atau serangga atau hewan yang menyerang produk tersebut dg dibandingkan dengan produk serupa (produk biasa / non organik). semakin cepat diserang serangga maka yg pertama diserang itulah yg kadar kimia buatannya yg sedikit.

2. Beras Hitam

* Indikasinya adalah beras hitam dicampurkan dengan ketan hitam. Komposisi pencampuran sesuai selera produsen. Jika mau untung besar maka ketan hitam diperbanyak daripada beras hitam. adalagi yg lebih bejat yaitu beras putih di beri pewarna hitam keunguan
* Cara antisipasi adalah mengetahui ciri dari beras hitam itu sendiri. Ciri beras hitam secara fisik adalah lapisan terluar berwarna hitam legam, ada yg berwarna hitam keunguan karena varietas beras hitam ada 9 macam. Lapisan lebih dalam adalah berasnya dg ditandai berwarna putih agak transparan. Ciri berdasarkan rasa adalah beras hitam berasa seperti beras merah (agak pera) hanya bedanya beras hitam lebih tdk berasa manis dari beras merah. Waktu di cuci (sebelum dimasak) warna tidak pudar. Bulir beras hitam berwujud lonjong agak elips, kalo ketan hitam berwujud lonjong lancip.

3. Tepung Garut

* Indikasinya adalah tepung dicampur dengan tepung lain yg serupa. bisa di campur dengan pati kanji, tepung sagu, dll tinggal dicari yg harganya termurah. Harga yang asli 100% adalah sekitar Rp 20.000-Rp 30.000
* Cara antisipasi adalah melihat ciri fisiknya yaitu tepungnya (kondisi halus)agak keset di tangan saat diremas remas. Kadang masih tampak serabutnya dan berwarna putih susu agak kecoklatan (warna kecoklatan sekitar 10% putihnya 90%). Jika dibikin jenang,patinya mulur tapi gampang putus.

4. Beras

* Indikasinya adalah pemalsuan wilayah. contohnya adalah di bilang beras delanggu tapi sebenarnya beras lokal.


Nah itulah sekelumit kisah yang penulis alami selama berkecimpung di dunia langka selama hampir 2 tahun. semoga bermanfaat bagi pembaca. bagi yg mau tahu beras hitam yg asli dan tepung garut yg asli silakan datang ke rumah kami.